TUGAS MAKALAH
MENEJEMEN PRODUKTIVITAS

DI SUSUN
OLEH
CHRISTIAN E. WONDAL
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
DI TONDANO
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YMK, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya maka makalah Manajemen Produktivitas dengan judul Pengukuran Kerja ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurnah
oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak
sangat diharapkan.
Akhirnya melalui kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu hingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami
mengharapkan semoga makalah ini berguna bagi kita semua dan pembaca pada lainnya.
Tomohon, 08 September 2015
Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Management (Kontrol) produktivitas sangat penting
dalam suatu proses administrasi, dalam suatu kontrol produktivitas terdapat
pengukuran kerja untuk mengukur aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan
membandingkan hasil kerja aktual yang diharapkan.
Pengukuran
kerja juga dapat membantu menentukan tingka efisiensi dari metode dan proses
kerja yang dilakukan saat ini.. pengukuran kerja juga memberikan dasar bagi
keputusan perusahaan untuk menambah pegawai baru dengan metode yang tepat.
2.
Rumusan
Masalah
a)
Apa manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol
produktivitas?
b)
Bagaiman program dan teknik pengukuran kerja dalam
kontrol produktivitas?
c)
Apa manfaat
standarisasi kerja dalam kontrol produktivitas?
d)
Bagaimana teknik peningkatan kinerja dalam kontrol
produktivitas?
3.
Tujuan
a)
Menjelaskan manfaat pengukuran kerja terhadap kontrol
produktivitas
b)
Menjelaskan program dan teknik pengukuran kerja dalam
kontrol produktivitas
c)
Menjelaskan manfaat standarisasi kerja dalam kontrol
produktivitas
d)
Menjalaskan teknik peningkatan kinerja dalam kontrol
produktivitas
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PENGUKURAN
KERJA
Desain kerja
menjelaskan isi dari pekerjaan yang berupa tugas-tugas administrasi yang harus
diselesaikan oleh pegai kantor. Pengukuran
kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh
seorang yang memiliki skill rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan
sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.
Pengukuran
kerja menitik beratkan pada berapa lama suatu tugas dapat diselesaikan dan
merupakan input terpenting dalam perencanaan SDM, estimasi biaya pegawai,
penjadwalan kerja, penganggaran maupun dalam mendesain sistem insentif bagi
pegawai.
1)
Tujuan
pengukuran kerja
Pengukuran kerja pegawai administrasi dengan menentukan
tingkat produktivitas yang dapat diterima akan sangat berguna bagi perusahaan
untuk mengukur aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan dengan membandingkan
hasil kerja aktual dengan yang diharapkan. Kegunaan lainnya adalah untuk
membantu perencanaan dan penjadwalan kerja. Dengan menggunakan standar kerja,
manajer Administrasi akan dapat menentukan jumlah waktu riil yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan tugas tertentu. Pengukuran kerja juga dapat membantu
menentukan tingkat efesiensi dari metode dan proses kerja yang dilakukan pada
saat ini.
2)
Aktivitas
terukur
Untuk mengukur pekerjaan administrasi di kantor hendaknya
Manajer Administrasi dapat mengidentifikasi pekerjaan yang dapat diisolasi dan
dihitung. Untuk memastikan hasil yang akurat, tugas harus konsisten dari satu
pengukuran dengan pengukuran yang lain, karena fluktuasi hasil pengukuran akan
dengan mudah menghancurkan tingkat kepercayaan terhadap standar kerja yang akan
ditetapkan nanti. Guna mengimbangi biay pengukuran yang cukup mahal, hendaknya
hasil pengukuran dapat dapat diterapkan secara menyeluruh diseluruh bidang
pekerjaan kantor.
1.2 PROGRAM DAN
TEKNIK PENGUKURAN KERJA
Sebelum program pengukuran kerja
dilakukan, hendaknya Manajer Administrasi melakukan beberapa perencanaan dan
investigasi secara menyuluruh dari berbagi alternatif yang tersedia.
1. Langkah pengukuran kerja
Beberapa
langkah pengukuran kerja yang diberikan oleh Quible (2001) adalah:
a)
Membuat rencana awal, langkah ini terdiri dari
penjelasan mengenai tujuan program, teknik pengukuran kerja yang akan
digunakan, dan jadwal penerapan program yang juga harus ditentukan.
b)
Menentukan orang yang bertanggung jawab terhadap
program, penentuan pegawai yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program
hendaknya ditentukan sebelum program dijalankan.
c)
Mendapatkan penerimaan dan dukungan untuk program,
pegawai yang terlibat pada pengembangan dan penerapan program harus digunakan
secara ekstensif untuk mendapatkan penerimaan dan dukungan untuk program.
d)
Mengumpulkan data-data penting, jika teknik pengukuran
kerja membutuhkan pengumpulan data dari beberapa unit kerja, individu yang
bertanggung jawab atas pengumpulan data harus akrab dengan mekanisme dan teknik
pengukuran kerja.
e)
Menganalisis data yang terkumpul dan mengembangkan
standar, setelah data yang diperlukan dikumpulkan, data itu harus dianalisis
dan mengembangkan standar berdasarkan hasil analisis yang dimaksud.
f)
Melatih supervisor dan manajer, tiap supervisor dan
manajer harus dilatih mengenai kegunaan pengukuran kerja dan implementasi
standar yang akan dibuat.
g)
Menginstruksi pegawai, setelah supervisor menerima
training bagaimana cara mengimplementasikan standar yang telah ditentukan,
mereka harus menyosialisasikan kepada bawahannya mengenai tingkat kinerja yang
diharapkan.
h)
Evaluasi, kesuksesan program pengukuran kerja perlu
dievaluasi secara periodik, dengan frekuensi lebih banyak pada awal pelaksanaan
program.
2. Teknik pengukuran kerja
Saat ini terdapat beberapa teknik pengukuran kerja yang dapat diguankan untuk
mengembangkan standar kerja. Ada beberapa kriteria yang patut dipertimbangkan
sebelum memilih teknik yang akan digunakan, yaitu:
a)
Tujuan penggunaan standar kerja
b)
Tingkat
akurasi yang dibutuhkan standar kerja
c)
Sifat dari pekerjaan yang membutuhkan standar kerja
d)
Tingkat pemahaman elemen pengukuran kerja dan standar
kerja dari individu yang bertanggung jawab.
Menurut Stevenson (2005), beberpa teknik pengukuran kinerja yang dapat
digunakan perusahaan antara lain:
a.
Laporan produksi, teknik ini sederhana dan cepat dalam
menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu.
b.
Work sampling, metode ini menurut Stevenson (2005)
adalah teknik untuk mengestimasikan proposi waktu yang dibutuhkan oleh pegawai
dalam menyelesaikan tugasnya. Dengan menggunakan data statistik, teknik ini
memerlukan pengamatan acak untuk menentukan jumlah waktu yang digunakan oleh
tiap tugas yang terdapat di kantor.
c.
Time study,
teknik ini digunakan untuk mengembangkan standar waktu pekerjaan berdasarkan
pengamatan terhadap seorang pegawai dan diaplikasikan terhadap semua pegawai
yang ada. Teknik ini mempunyai beberapa langka dasar (Krajewski, 2005), antara
lain:
1.
Mendefinisiskan tugas yang akan dipelajari dan
menginformasikan siapa yang akan menjadi objek penelitian
2.
Menjelaskan jumlah pekerjaan yang akan dipelajari
3.
Menghitung waktu penyelesaian pekerjaan dan
memeberikan ranking terhadap kinerja pekerja
4.
Menghitung standar waktu yang akan diterapkan
d.
Pengamatan micromotion, pengamatan micromotion adalah
satu-satunya yang menggunakan pencatatan visual 9antara gambar dan vidiotape)
atas proses kerja yang dianalisis dengan harapan ketidakefisienandalam
melakukan kerja maupun prosedur kerja dapat lebih disederhanakan.
e.
Standar waktu yang diperkirakan, teknik ini adalah
satu-satunnya teknik yang menggunakan data yang diambil dari sumber luar dan
pertama kali dikembangkan oleh Methods Engineering Council pada dekade 1940-an
berupa methods-tine measurement (MTM). Saat menggunakan metode ini, analisis
menggunakan langkah berikut:
1.
Proses kerja dibagi ke dalam tahapan berdurasi menit.
2.
Tiap tahapan dianalisis termasuk gerakan yang
dilakukan pegawai dalam aktivitas tersebut.
3.
Untuk menentukan standar yang sesuai, tiap gerakan
dari aktivitas dibandingkan dengan data standar waktu yang telah diperkirakan
sebelumnya. Langkah ini perlu diulangi untuk setiap tahapan.
4.
Standar untuk keseluruhan proses didapatkan dengan
menambahkan standar waktu bagi setiap gerakan
1.3 STANDARDISASI
KERJA
1.
Standar Kerja
Menurut Stevenson (2001), tujuan
utama dari pengukuran kerja adlah mengumpulkan data yang akan dipergunakan
untuk menentukan standar pekerjaan administrasi di kantor. Standar kerja tidak
boleh ditentukan berdasarkan kinerja yang dicapai oleh pegawai yang paling
produktif dan efisien. Sebaliknya, standar kerja juga tidak seharusnya diset
pada tingkat yang terlalu rendah sehingga tiap karyawan dapat mencapai standar
itu dengan mudah.
2. Keuntungan
Standar Kerja
Penggunaan standar kerja memberikan
beberapa keuntungan penting (Garrison, dkk, 2005), antara lain:
a.
Membantu meningkatkan efisiensi tiap pegawai dalam
menjalankan pekerjaannya.
b.
Membantu menginformasikan pegawai tentang tingkat
output yang diharapkan.
c.
Membantu manajer dalammembuat keputusan SDM.
d.
Memberikan sedikit pengawasan dengan memberikan
kemandirian atas proses kerja yang dimungkinkan.
e.
Sebagai dasar dalam memberikan kompensasi kepada
pegawai.
f.
Membantu meningkatkan moral karyawan dengan membuat
karyawan sadar akan apa yang diharapkan dari mereka.
3. Jenis
Standar
Beberapa jenis standar yang
digunakan dalam administrasi perkantoran dalam kuantitas, kualitas, dan standar
deskriptif (Quible,2001)
a.
Standar kuantitas, standar kuantitas digambarkan
sebagai unit output per unit waktu.
b.
Standar kualitas, standar ini akan diterapkan apabila
pekerjaan yang terdapat di kantor merupakan
salah satu bentuk aktivitas tak terukur.
c.
Standar deskriptif, standar ini digunakan untuk
mengetahui karakteristik penerimaan secara deskriptif dari area atau objek pada
perkantoran
1.4 TEKNIK
PENINGKATAN KERJA
Produktivitas perkantoran dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan output dari karyawan perkantoran. Tingkat
efektivitas penggunaan teknologi perkantoran, efesiensi proses kerja, dan
kenyamanan lingkungan tempat mereka bekerja secara langsung atau tidak langsung
akan mempengaruhi kinerja pegawai dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan.
Berikut ini
adalah gabungan beberapa teknik yang dapat meningkatkan kinerja pegawai yang
disarikan dari pendapat Gomez-Mejia, dkk (2004), dan Robbins (2003), yaitu:
A.
Pembagian kerja. Pembagian kerja adalah teknik
dimana dua orang berbagi pekerjaan yang pada dasarnya merupakan satu pekerjaan
secara utuh.
B.
Penyederhanaan kerja. Teknik ini menghilangkan tugas
yanng membosankan dan berulang maupun proses kerja yang tidak memberikan nilai
tambah bagi pekerja yang dibebankan.
C.
Rotasi kerja. Penggunaan rotasi kerja sebagai
teknik untuk meningkatkan produktivitas akan memungkinkan pegawai bertukar pekerjaan
dengan pegawai yang lain selama periode waktu tertentu.
D.
Peningkatan kerja. Teknik ini dalam jangka panjang
akan memberikan hasil terbaik bagi perusahaan, karena memungkinkan pegawai
mendapatkan tingkat tanggung jawab dan kontrol yang lebih besar atas pekerjaan
mereka serta memberikan kesempatan untuk merencanakan pekerjaan yang akan
mereka lakukan.
E.
Flextime. Konsep ini memungkinkan pegawai
memilih waktu untuk kerjanya.
F.
Management by Objective. Teknik ini
dijalankan dengan menentukan tujuan bersama yang akan diraih dalam rentang
waktu tertentu.
G.
Keamanan kerja. Keamanan pekerjaan itu sendiri
tidak hanya mempengaruhi produktivitas karyawan yang lebih besar, namun juga
akan meningkatkan moral dan sikap karyawan.
H.
Quality Circles. Teknik ini dilakukan dengan cara
membentuk kelompok pegawai yang bertemu secara reguler untuk mendiskusikan
bagaimana meningkatkan layanan atau proses kerja yang ditawarkan.
I.
Kualitas masa kerja. Kualitas masa kerja adalah
peningkatan sikap dan moral karyawan, yang akan berdampak positif terhadap
produktivitasnya.
J.
Program asintensi karyawan. Program
ini berupa pemberian konseling bagi karyawan yang memiliki masalah pribadi dan
berdampak negatif terhadap kualitas kerjanya.
K.
Komunikasi.
Meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi antara manajemen dan karyawan,
dimana kritik dan saran merupakan bagian penting dari proses tersebut.
L.
Insentif dan penghargaan. Program ini
berupa pemberian insentif atau penghargaan kepada karyawan atas kinerjanya
ataupun atas prestasi yang didapat.
M.
Menurunkan stres karyawan. Ada
beberapa teknik yang dapat dilakukan oleh Manajer Administrasi untuk mengurangi
tingkat stres yang dialami oleh bawahanya antara lain : Pekerjaan yang menarik,
Informasi, Keterlibatan dalam kegiatan eksternal di perusahaan.
N.
Manajemen waktu. Berikut ini adalah beberapa saran
untuk keefektifan manajemen waktu:
a.
Selesaikan pekerjaan yang paling sulit lebih dahulu,
b.
Kembangkan suatu rutinitas harian selama waktu
penyelesaian tugas yang serupa,
c.
Delegasikan pekerjaan kepada yang lain apabila dan
manakala memungkinkan,
d.
Buat kalender yang mengidentifikasi deadline
bagi proyek atau tugas utama,
e.
Sederhanakan
aliran kerja,
f.
Gunakan waktu senggang dengan efektif.
O.
Total Quality Management. TQM
merupakan program untuk peningkatan kualitas pada seluruh proses yang terjadi
dalam perusahaan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
KESIMPULAN
Dalam kontrol produktivitas terdapat
pengukuran kerja, pengukuran kerja merupakan input terpenting dalam perencanaan
SDM, estimasi biaya pegawai, penjadwalan kerja, pengannggaran maupun dalam
mendesain sistem insentif bagi pegawai. Terdapat program pengukuran
produktivitas yang diberlakukan, dan teknik-teknik pengukuran kerja.
2.
SARAN
Dalam melaksanakan suatu kegiatan
administrasi, pengontrolan produktivitas sangat diperlukan, karena dapat
mempengaruhi perencanaan SDM dll. Dalam sebuah pengontrolsn terdapat pengukuran
kerja, dan banyak teknik-teknik peningkatan kerja, kita dapat menggunaka
teknik-teknik tersebut agar setiap kinerja pegawai dapat meningkat dan berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
DAFTAR
PUSTAKA
1.
Sukoco, badri munir. 2006. Surabaya. Manajemen
administrasi perkantoran modern
2.
Mangkuprawira, Sjafri., 2009. Horison
Bisnis, Manajemen dan Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia. Jakarta.
3.
Mangkuprawira, Sjafri., 2004. Manajemen Sumber
Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia. Jakarta.
4.
Rivai, Veithzal, dkk., 2008. PERFORMANCE
APPRAISAL : Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan
Daya Saing Perusahaan. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
5.
Wirawan, 2009. Evaluasi Kinerja Sumber
Daya Manusia. Salemba Empat. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar